Assalamu’alaikum warrahmatullahi wa barakatuh. Ayah dan bunda beserta pembelajar setia yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kembali lagi bersama kami di website rumah bermain bilal. kali ini kita akan membahas tentang selektif dalam memilih teman pergaulan. Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang jelek, sebaliknya manfaat yang besar akan didapatkan dengan bergaul dengan orang-orang yang baik.
Teman adalah salah satu factor terbesar yang bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam kehidupan bermasyarakat teman adalah orang-orang yang ada disekitar kita. Mulai dari kecil hingga dewasa memiliki teman. Ketika seseorang memiliki teman pada umumnya ia merasa nyaman berada dengan orang asing yang ia bisa berbagi cerita, canda tawa dan lain sebagainya. Teman adalah orang yang bisa membuat kita jadi lebih baik dan juga bisa menjadikan kita orang yang lebih buruk. Teman memiliki ciri khasnya masing-masing yang mana kita tau bahwasanya setiap orang itu memiliki perbedaan dan keunikan masing-masing. Maka dari itu kita harus selektif dalam memilih teman pergaulan.
Kita sebagai manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bergaul dan berhubungan dengan manusia yang lain. Dalam hal ini, Islam sudah memberikan penjelasan yang jelas mengenai selektif dalam memilih teman pergaulan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala sebagai berikut :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ
“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.” (QS. Al-Kahfi [18]: 28)
Teman mempunyai peran dan dampak yang luar biasa dalam kehidupan, Rasulullah sahallallahu’alaihi wa salam bersabda :
“hanyalah perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu minyak wangi atau Engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, Engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai (membakar) pakaianmu, dan kalaupun tidak Engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Ini juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara’, ilmu, dan adab. Sekaligus juga terdapat larangan bergaul dengan orang yang buruk, ahli bid’ah, dan orang-orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.” (Syarh Shahih Muslim 4/227)
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits di ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”( Fathul Bari 4/324)
Maka dari itu ayah dan bunda yang budiman, kita dianjurkan untuk memilih teman yang baik untuk diri kita. hal ini berlaku bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, tetapi untuk semua kalangan bai itu masih kecil hingga dewasa. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’adi rahimahullah menjelaskan bahwa kebaikan yang akan diperoleh seorang hamba yang berteman dengan orang yang shalih lebih banyak dan lebih utama daripada harumnya aroma minyak wangi. Dia akan mengajarkan kepadamu hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan agamamu. Dia juga akan memeberimu nasihat. Dia juga akan mengingatkan dari hal-hal yang membuatmu celaka. Di juga senantiasa memotivasi dirimu untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung silaturahmi, dan bersabar dengan kekurangan dirimu. Dia juga mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun bersikap. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya dalam tabiat dan perilakunya. Keduanya saling terikat satu sama lain, baik dalam kebaikan maupun dalam kondisi sebaliknya.
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“(Agama) seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ahmad, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani di dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 927)
Semoga Allah Subhanahu Wa Taa’ala selalu mendekatkan kita dengan orang-orang yang sholeh dan sholehah. Agar kita juga menjadi demikian pula. Aamiin Aamiin Aamiin Ya Rabbal’alamiin.